VIVAnews - Tahun 1999, menjadi tahun yang menegangkan bagi Tenaga Kerja Wanita, Siti Zaenab. TKW asal Bangkalan, Madura, Jawa Timur itu divonis hukuman mati oleh pengadilan Arab Saudi.
Zaenab dituduh membunuh anak majikannya. Namun, berkat kemampuan diplomasi Abdurrahman Wahid atau biasa disapa Gus Dur, perempuan itu akhirnya selamat dari hukuman pancung.
Diplomasi yang dilakukan Gus Dur adalah dengan menelepon Raja Arab Saudi, Abdullah bin Abdulaziz al-Saud. Cukup sekali telepon, Zaenab akhirnya diampuni oleh sang raja.
Di balik upaya Gus Dur menyelamatkan Zaenab ada cerita lain. Gus Dur rupanya pertama kali mendapatkan kabar soal nasib Zenab dari orang dekatnya. Dia adalah Mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan, Khofifah Indar Parawansa.
Bagaimana kisah dan peristiwanya waktu itu, berikut petikan wawancara dengan Khofifah yang kini menjabat sebagai Ketua PP Muslimat Nahdlatul Ulama usai bertemu dengan Wakil Presiden Boediono di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Rabu, 22 Juni 2011.
Bagaimana waktu itu cara-cara Gus Dur membebaskan Zaenab dari hukuman mati?
Jadi waktu itu saya dapat info. Kan saya dengan teman-teman NGO dalam dan luar negeri relatif nyambunglah. Data saya itu biasanya lebih update daripada departemen lain, kali yah. Lebih karena saya proaktif menginput. Akhirnya, setelah saya satu dua kali menginput, lalu mereka yang kemudian aktif menginput. Kemudian sampailah informasi ada Zaenab yang mau dipancung pada bulan Ramadhan. Lalu, saya akhirnya dapat info bahwa, kalau keluarga tidak memaafkan, sebetulnya Raja masih bisa. Akhirnya saya kontak Pak Alwi (Shihab). "Pak Alwi teleponlah Menlunya, Menlunya telepon ke Mensesneg. Mensesnegnya bilang bahwa sebetulnya bisa mendapatkan pemaafan oleh Raja. Kalau begitu, saya katakan ke Pak Alwi kami sama-sama ketemu Gus Dur. Lalu kami katakan ke Gus Dur. 'Gus Dur ini Zaenab ditahanan ini akan dipancung. Katanya Raja bisa (memaafkan)'. Terus akhirnya Gus Dur telepon ke Raja.
Apa yang dikatakan Gus Dur saat itu ke Anda dan Pak Alwi?
Gus Dur nggak ngomong apa-apa. Gus Dur langsung saja telepon. Sudah langsung nyambung. Jadi kalau case by case itu betapa tidak efektif. Harus ada moratorium secara komperhensif.
Lalu?
Zaenab dituduh membunuh anak majikannya. Namun, berkat kemampuan diplomasi Abdurrahman Wahid atau biasa disapa Gus Dur, perempuan itu akhirnya selamat dari hukuman pancung.
Diplomasi yang dilakukan Gus Dur adalah dengan menelepon Raja Arab Saudi, Abdullah bin Abdulaziz al-Saud. Cukup sekali telepon, Zaenab akhirnya diampuni oleh sang raja.
Di balik upaya Gus Dur menyelamatkan Zaenab ada cerita lain. Gus Dur rupanya pertama kali mendapatkan kabar soal nasib Zenab dari orang dekatnya. Dia adalah Mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan, Khofifah Indar Parawansa.
Bagaimana kisah dan peristiwanya waktu itu, berikut petikan wawancara dengan Khofifah yang kini menjabat sebagai Ketua PP Muslimat Nahdlatul Ulama usai bertemu dengan Wakil Presiden Boediono di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Rabu, 22 Juni 2011.
Bagaimana waktu itu cara-cara Gus Dur membebaskan Zaenab dari hukuman mati?
Jadi waktu itu saya dapat info. Kan saya dengan teman-teman NGO dalam dan luar negeri relatif nyambunglah. Data saya itu biasanya lebih update daripada departemen lain, kali yah. Lebih karena saya proaktif menginput. Akhirnya, setelah saya satu dua kali menginput, lalu mereka yang kemudian aktif menginput. Kemudian sampailah informasi ada Zaenab yang mau dipancung pada bulan Ramadhan. Lalu, saya akhirnya dapat info bahwa, kalau keluarga tidak memaafkan, sebetulnya Raja masih bisa. Akhirnya saya kontak Pak Alwi (Shihab). "Pak Alwi teleponlah Menlunya, Menlunya telepon ke Mensesneg. Mensesnegnya bilang bahwa sebetulnya bisa mendapatkan pemaafan oleh Raja. Kalau begitu, saya katakan ke Pak Alwi kami sama-sama ketemu Gus Dur. Lalu kami katakan ke Gus Dur. 'Gus Dur ini Zaenab ditahanan ini akan dipancung. Katanya Raja bisa (memaafkan)'. Terus akhirnya Gus Dur telepon ke Raja.
Apa yang dikatakan Gus Dur saat itu ke Anda dan Pak Alwi?
Gus Dur nggak ngomong apa-apa. Gus Dur langsung saja telepon. Sudah langsung nyambung. Jadi kalau case by case itu betapa tidak efektif. Harus ada moratorium secara komperhensif.
Lalu?
Akhirnya, tiga hari dapat dibatalkan. Lalu kemudian bulan puasa itu juga Zaenab pulang ke Jakarta, dan diterima di Istana sekalian buka puasa.
Penjelasan Raja seperti apa saat itu?
Penjelasan Raja seperti apa saat itu?
Jadi begini. Zaenab itu kasusnya seperti Ruyati ini. Dia (Zaenab) sudah tiga kali ke Arab Saudi. Dia pulang kira-kira hampir dua tahun, dia punya anak umur 10 bulan. Lalu kemudian dia stress berat karena tahu, dia kerja keras dua kali itu di Arab, dipakai suaminya kawin lagi. Kan kasusnya seperti itu. Jadi dia ke sana dalam keadaan stres berat sebetulnya. Dia menusuk anak majikan 10 kali atau 9 kali. Jadi beda kasusnya dengan Ruyati. Jadi dia dalam keadaan stres berat, lalu kemudian hasil kerjanya dipakai kawin lagi sama suaminya. Ternyata Raja bisa memaafkan.
Lalu kenapa dalam kasus Ruyati, pemerintah tidak melakukan pendekatan dengan Raja?
Lalu kenapa dalam kasus Ruyati, pemerintah tidak melakukan pendekatan dengan Raja?
Kalau Ruyati, kebetulan tidak terinform eksekusinya. Sebetulnya kasihan dia tidak sempat melakukan banding. Sebetulnya dia bisa. Waktunya masih bisa diundur. Kalau dia ada pendampingan kausa hukum, dan lalu ada banding.
Menkum HAM ke sana juga bulan April, nggak ada pernyataan kapan waktu eksekusinya?
Menkum HAM ke sana juga bulan April, nggak ada pernyataan kapan waktu eksekusinya?
Makanya itu, saya mendengar pernyataan Pak Mahfud Siddiq, katanya ini dikawal, kok bisa lewat. Jadi, kalau saya sih lebih kepada yang berada di sana. Atase ketenagakerjaan kita. Itu mesti harus lebih powerfull.
Jadi bisa pendekatan dengan Raja?
Jadi bisa pendekatan dengan Raja?
Lho bisa. Wong Filipina saja tuh bisa melakukan pendampingan di pengadilan. Kalau ke sana saya rajin ke tempat penampungan-penampungan TKW-TKW itu. Saya bilang, kalau Filipina bisa melakukan pendampingan di pengadilan, kenapa kita tidak. Mereka bilang, 'Bu kalau kami mendampingi, kami yang masuk penjara'. Jadi, enpowering atase ketenagakerjaan kita. Karena kan yang setiap hari intens kan mereka. Saya tidak bermaksud membandingkan. Tetapi atase ketenagakerjaan kita yang milik perindustrian di Taipei, itu luar biasa. Atase kita, jadi sebetulnya dia bukan di bawah ketenagakerjaan, tapi dibawah perindustrian. Tapi dia mengurusi ketenagakerjaan, itu luar biasa. Nyambungnya komunikasi dengan TKW-TKW di sana secara personal.
Jadi ada persoalan capacity. Mungkin juga dia punya komitmen apa nggak, itu juga penting yah. Karena saya beberapa saat disana, mereka (atase di Filipina) itu care sekali. Saya ingin ada yang seperti itu. Taiwan menurut saya bisa dijadikan rule model di dalam memberikan layanan dan perlindungan terhadap TKW. (umi)
• VIVAnewsJadi ada persoalan capacity. Mungkin juga dia punya komitmen apa nggak, itu juga penting yah. Karena saya beberapa saat disana, mereka (atase di Filipina) itu care sekali. Saya ingin ada yang seperti itu. Taiwan menurut saya bisa dijadikan rule model di dalam memberikan layanan dan perlindungan terhadap TKW. (umi)
ATAS NAMA PRESIDEN BANGSA INDONESIA SUSILO BAMBANG YUDHOYONO...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar