hanya orang berani dan ga takut sama tantangan yang boleh masuk..jangan ngaku pernah sekolah kalau takut jadi aktivis..!// only the brave and not scared of the bureaucratic foul that allowed in. .. do not be admitted to school if so activists fear ..!
Senin, 20 Juni 2011
DPR NGAMUK BAK PREMAN PASAR
Seorang anggota DPRD Kabupaten Bangkalan mengamuk di Puskesmas Kampung Senenang, Kelurahan Kemayoran, Kecamatan Kota, Bangkalan, Jumat (17/6/2011). Dia melampiaskan kemarahan dengan menjungkirbalikkan dan merusak meja.
Rupanya tindakan meninggalkan tempat itu menyinggung Nurhasan. Lelaki itu bangkit dari tempat duduknya dan berteriak-teriak. Nurhasan juga membanting dan menjungkirkan sebuah meja hingga rusak. Kursi plastik dan kipas angin pun digulingkannya.
Insiden itu membuat petugas puskesmas yang rata-rata perempuan takut, sedangkan pengunjung lain memilih menjauh.
Menurut Kepala Puskesmas Anastasia M, wakil rakyat Bangkalan bernama Nurhasan itu tiba sekitar pukul 11.00 WIB untuk memeriksakan kesehatan. Dia dilayani seorang petugas perempuan.
Seperti pasien-pasien lain Nurhasan ditanya soal nama, alamat, dan keluhannya. Petugas itu lalu beranjak dari tempat duduknya. "Petugas saya berniat mengambil berkas di ruang sebelah," tutur Anastasia.
Rupanya tindakan meninggalkan tempat itu menyinggung Nurhasan. Lelaki itu bangkit dari tempat duduknya dan berteriak-teriak. Nurhasan juga membanting dan menjungkirkan sebuah meja hingga rusak. Kursi plastik dan kipas angin pun digulingkannya. "Percuma, nanti tidak sembuh juga," teriaknya.
Keributan itu mengundang kedatangan banyak orang yang hendak melaksanakan shalat Jumat di masjid tak jauh dari puskesmas. Bahkan Ketua DPRD Kabupaten Bangkalan H Ali Wahdin pun muncul. Kemungkinan Wahdin hendak ke masjid itu namun berbelok ke puskesmas begitu melihat kejadian itu.
Wahdin datang bersama bersama Ketua Dewan Kehormatan Ismail Hasan, dua wakil ketua DPRD, H Munawwar Cholil dan H Rizky. Untuk diketahui, Gedung DPRD Kabupaten Bangkalan terletak sekitar 500 meter dari puskesmas itu.
Wahdin bertindak cepat. Ia merangkul Nurhasan dan mengajaknya berjalan ke sana kemari, sembari berbicara dengan bisik-bisik. Setelah tenang, Nurhasan langsung meninggalkan puskesmas itu dengan dibonceng temannya menggunakan sepeda motor.
Wahdin yang berhasil menenangkan Nurhasan di puskesmas mengatakan, kejadian tersebut hanyalah sebuah kesalahpahaman. “Mohon dimaafkan. Telah terjadi miskomunikasi. Tapi tidak ada masalah,” terangnya.
Ketua BK DPRD Bangkalan Ismail Hasan berjanji mengklarifikasi kepada kedua belah pihak sebelum ada tindakan lebih lanjut terkait insiden itu. “Kami masih akan minta penjelasan terkait insiden itu kepada Nurhasan ataupun pihak puskesmas,” jelasnya.
Soal perusakan barang-barang milik puskesmas oleh Nurhasan, Ismail mengatakan hal itu tidak bisa dibenarkan. “Kami belum membicarakan tindakan atau sanksi atas perbuatan tersebut sebelum meminta penjelasan dari Nurhasan,” tandasnya.
Jajaran ketua dewan dan BK sebenarnya mencoba mengajak bicara Nurhasan siang itu juga setelah salat Jumat. Namun, yang bersangkutan tidak datang meski ditunggu lama di Gedung DPRD.
Meski barang inventaris di puskesmas yang ditanganinya rusak, kepala puskesmas Anastasia, justru yang minta maaf. “Kami mohon maaf jika telah menyinggung perasaan beliau. Tapi kami tidak bermaksud demikian,” kata Anastasia.
Anastasia pun belum memikirkan untuk melapor ke polisi soal keributan yang mengakibatkan kerusakan barang inventaris puskesmas. Namun, beberapa polisi datang ke puskesmas itu beberapa saat setelah Nurhasan pergi.
“Kalau barangnya yang dibanting tidak ada yang rusak, hanya saja tempatnya menjadi berantakan. Tetapi, sudah diperbaiki sama petugas,” ungkapnya.
Peristiwa pasien mengamuk di Puskesmas Kota Bangkalan baru pertama ini terjadi. “Kami berharap kejadian serupa tidak terjadi lagi pada masa mendatang. Jika ada kesalahan pada kami dalam melayani pasien, tolong diberitahu dengan baik,” ujarnya.
Koordinator Parliementary Watch Jatim, Umar Sholahudin, menilai perilaku kurang baik itu tidak selayaknya dilakukan anggota dewan. Seharusnya sebagai wakil rakyat bisa bertindak bijaksana.
Menurut Umar, Nurhasan tidak pantas membentak-bentak pegawai . Anggota dewan seperti ini sudah tidak beretika lagi. “Dia seharusnya mengayomi dan melindungi masyarakat, bukan malah berbuat seperti itu,” ujar Umar, Jumat (17/6) malam.
Menurut Dosen Universitas Muhammadiyah Surabaya itu, perilaku buruk di depan umum tidak hanya mencoreng dirinya, tapi juga lembaga DPRD. “Oh perilaku DPRD seperti ini? Tidak melayani tapi minta dilayani,” sindirnya.
Namun, Umar minta masyarakat juga tidak memukul rata dan menganggap semua anggota dewan berperilaku buruk, karena masih banyak pula yang baik. “Saya pikir, orang seperti ini (Nurhasan) tidak perlu dipilih lagi dalam pemilu mendatang,” katanya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar